Disini, aku juga belajar banyak sekali. Selain belajar memainkan alat musik serumit biola, aku juga diajarkan membaca not balok yang susahnya minta ampun, namun sangat menyenangkan. Tetapi, kurasa memang aku tak berbakat dalam menciptakan musik. Aku tak begitu mahir dalam bermain biola. Teman-temanku yang lain lebih lihai memainkannya ketimbang aku. Namun, aku tak berkecil hati. Meski tak sanggup melanjutkan perjalananku bersama mereka tetapi aku terus berharap mereka dapat lebih dan lebih baik lagi dalam bermain. Jangan seperti aku yang dodol ini ya, hahahaa..
Yang jelas, aku percaya, setiap orang memiliki bakat dan takdirnya masing-masing. Bakat dan takdirku memang bukan biola. Kurasa memang cinta pertamaku selalu berada di TARI. Namun, Ensembel Biola tetap menjadi kenangan indah dan tak terlupakan bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar